Lebih dari dua pertiga masyarakat Amerika mengandalkan kopi sebagai minuman harian favorit mereka. Namun, meski tampak sepele, kopi dapat berinteraksi dengan berbagai jenis obat yang bisa memengaruhi efektivitas dan keamanan pengobatan.
Para ahli menegaskan pentingnya memahami potensi interaksi antara kafein dalam kopi dengan obat-obatan tertentu, khususnya bagi mereka yang rutin mengonsumsi resep dokter. “Beberapa obat tidak cocok jika diminum bersamaan dengan kopi atau sumber kafein lainnya,” jelas Alan D., profesor farmakologi dan toksikologi di Michigan State University.
Namun, bukan berarti pecinta kopi harus sepenuhnya meninggalkan minuman kesukaan ini. Menurut Dr. Johnson-Arbor, ahli toksikologi di MedStar Health, “Dampak interaksi kafein bisa dikurangi dengan mengatur jarak waktu konsumsi kopi dan obat.”
Obat-obatan dengan Risiko Interaksi Kopi
Berikut ini beberapa kategori obat yang perlu diwaspadai interaksinya dengan kopi:
- Antidepresan: Fluvoxamine (Luvox) dapat memperlambat metabolisme kafein, sehingga meningkatkan kadar kafein dalam tubuh yang berisiko menyebabkan palpitasi jantung dan kecemasan. Namun, antidepresan jenis lain seperti tricyclic dan SNRI seperti venlafaxine belum menunjukkan interaksi signifikan.
- Antikoagulan (Pengencer Darah): Warfarin (Coumadin) menjadi perhatian utama karena konsumsi kafein dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko perdarahan dan memar.
- Antipsikotik: Obat seperti clozapine dan olanzapine dapat terpengaruh oleh kafein, terutama clozapine yang metabolismenya terganggu, berpotensi menaikkan kadar obat dalam darah hingga berbahaya.
- Bronkodilator: Kafein memiliki efek bronkodilator, sama seperti obat untuk asma theophylline. Namun, juga bisa menimbulkan efek samping seperti palpitasi, tremor, dan kecemasan.
- Obat Tekanan Darah: Kafein dapat menaikkan tekanan darah sementara sehingga dapat mengurangi efektivitas obat-obatan seperti beta-blocker dan diuretik.
- Inhibitor Kolinesterase: Obat untuk Alzheimer seperti donepezil mungkin akan kurang efektif karena kafein diduga memperketat penghalang darah-otak, mengurangi kemampuan obat mencapai target.
- Pseudoefedrin: Kombinasi pseudoefedrin dan kafein, keduanya stimulan, bisa meningkatkan risiko efek samping stimulan seperti tremor dan palpitasi.
- Obat Diabetes: Kandungan kafein dapat menurunkan sensitivitas insulin dan menaikkan kadar gula darah, sehingga obat seperti metformin mungkin kurang efektif.
- Metotreksat: Ada indikasi bahwa kafein dapat mengurangi efek anti-inflamasi obat untuk kanker dan rematik ini, meski bukti masih belum konsisten.
- Obat Osteoporosis: Bisfosfonat oral seperti alendronate tidak disarankan diminum bersamaan dengan kopi karena akan mengurangi penyerapan obat.
- Antibiotik Kuinolon: Kafein dapat menghambat pemecahan antibiotik ini, meningkatkan risiko toksisitas.
- Obat Tiroid: Kafein dapat memengaruhi efektivitas levotiroksin, sehingga dianjurkan mengonsumsi kopi satu jam sebelum atau dua jam setelah obat.
Dalam semua kasus tersebut, konsultasi dengan dokter atau apoteker sangat dianjurkan untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan.