Hot Topics

Perjalanan Kevin Diks: Dari Oranje ke Garuda, Kisah Bek Keturunan Indonesia yang Pilih Bela Merah Putih

Bek Borussia Monchengladbach Kevin Diks Bakarbessy membuka hati tentang keputusan emosionalnya membela Timnas Indonesia, dukungan keluarga, hingga kekecewaan mendalam gagal lolos Piala Dunia 2026.

Jejak Karier: Dari Belanda U-21 hingga Bundesliga

Kevin Diks Bakarbessy, bek berusia 29 tahun kelahiran Amsterdam, memiliki perjalanan karier yang penuh lika-liku sebelum akhirnya memperkuat Skuad Garuda. Pemain yang pernah merasakan latihan bersama tim senior Belanda ini sempat mengalami masa-masa sulit dalam kariernya.

Ketika masih muda, Diks bahkan mendapat kesempatan berlatih dengan tim nasional Belanda U-21 dan sempat ikut sesi latihan bersama skuad senior De Oranje pada musim 2017/18 saat dipinjamkan ke Feyenoord. Namun, panggilan resmi untuk tim senior Belanda tak kunjung tiba. Masa peminjaman kembali ke Fiorentina justru menjadi periode kelam karena minimnya menit bermain ditambah cedera yang menyiksa.

“Itu adalah salah satu momen terberat dalam karier saya,” kenang Diks.

Titik balik karier dimulai ketika ia dipinjamkan ke AGF Aarhus di Liga Denmark pada 2019-2021. Penampilan impresifnya menarik perhatian FC Copenhagen, dan bersama The Lions, ia meraih tiga gelar juara Liga Denmark, menjadikan Copenhagen klub tersukses dalam sejarah kompetisi tersebut. Kini, ia membela Borussia Monchengladbach di Bundesliga, salah satu dari lima liga top Eropa.

Keputusan Mengharukan: Memilih Indonesia Tanpa Ragu

Dalam wawancara eksklusif dengan Bundesliga, Kevin Diks mengungkapkan momen penting ketika ia memutuskan membela negara leluhurnya. Keputusan itu datang secara natural dan tidak membutuhkan waktu lama untuk dipikirkan.

“Ketika karier saya menanjak di Copenhagen, Indonesia sebenarnya belum pernah menghubungi saya. Mereka tidak mendekati saya atau agen saya untuk menanyakan apakah saya mau bermain untuk Indonesia, untuk tempat asal kakek dan nenek saya,” ungkap Diks.

“Namun ketika mereka akhirnya mendekati secara resmi, saya cepat mengambil keputusan bahwa saya bersedia. Dan itu membuat saya sangat bangga,” tambahnya.

Restu Sang Kakek: Momen Emosional yang Tak Terlupakan

Keputusan Kevin Diks tidak lepas dari percakapan mendalam dengan sang kakek yang lahir di Ambon, Maluku. Restu dari kakek tercinta menjadi faktor penting yang memperkuat tekadnya memakai jersey Garuda.

“Ketika saya pertama membicarakannya dengan kakek, dia langsung merasa sangat bangga dan bahagia melihat saya mempertimbangkan itu. Lalu ketika saya benar-benar melakukannya, dia sangat senang,” cerita Diks dengan penuh emosi.

Meski kakeknya tidak bisa datang ke Indonesia karena kondisi kesehatan, kedekatan mereka semakin erat. Diks rutin mengunjungi kakeknya untuk belajar lebih banyak tentang Indonesia dan sejarah keluarga.

“Kemarin saya mengunjunginya dan dia menunjukkan banyak hal tentang Indonesia dan keluarganya. Dua-tiga tahun terakhir saya belajar banyak tentang Indonesia dan itu yang bikin saya bangga memilih Indonesia,” ujarnya.

Pengalaman Pertama: Antusiasme Suporter Indonesia yang Luar Biasa

Pengalaman pertama membela Timnas Indonesia meninggalkan kesan mendalam bagi Kevin Diks. Ia terpukau dengan antusiasme luar biasa dari para suporter Garuda yang menurutnya tidak bisa dibandingkan dengan apapun.

“Saya cerita ke banyak orang bahwa mustahil mereka bisa mengerti betapa besarnya ini kalau belum menonton pertandingan sepakbola di Indonesia atau datang ke sana,” kata Diks.

Ia bahkan pernah mengajak seorang wartawan di Kopenhagen untuk datang langsung ke Jakarta menyaksikan kehebohan suporter Indonesia. “Datang saja ke Jakarta dan lihat betapa besarnya mereka. Orang-orang hidup untuk sepakbola, bernapas sepakbola, dan mereka selalu mendukung Anda apa pun yang terjadi,” ungkapnya dengan antusias.

Komunikasi Skuad: Bahasa Inggris Jadi Pemersatu

Dengan komposisi pemain Timnas Indonesia yang beragam, terutama banyaknya pemain keturunan Belanda, Kevin Diks mengungkapkan bahwa skuad Garuda lebih sering menggunakan Bahasa Inggris dalam komunikasi sehari-hari.

“Kami bicara Bahasa Inggris. Semua sepakat, karena ada banyak pemain yang lahir di Indonesia sehingga mereka bicara Bahasa Indonesia, dan tentunya ada banyak pemain kelahiran Belanda,” jelas Diks.

“Biasanya sih kami berbincang dalam Bahasa Belanda, tapi kami sepakat tak akan melakukan itu, karena kami bersama dan harus melakukannya bersama-sama, jangan sampai terkotak-kotakan,” lanjutnya.

Diks juga mengapresiasi upaya para pemain untuk mempelajari Bahasa Indonesia demi mempermudah komunikasi dan integrasi tim.

Kekecewaan Terbesar: Gagal Lolos Piala Dunia 2026

Salah satu momen paling menyakitkan dalam karier Kevin Diks bersama Timnas Indonesia adalah kekalahan 2-3 dari Arab Saudi di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Oktober lalu. Pertandingan yang berlangsung di Jeddah itu menghancurkan mimpi seluruh bangsa Indonesia.

“Itu salah satu pengalaman terberat dalam karier saya,” akui Diks dengan berat hati. “Saya merasa semua hal tidak berpihak pada kami.”

Kondisi persiapan yang tidak ideal turut mempersulit perjuangan Tim Garuda. “Saya terbang ke sana, hanya punya satu sesi latihan, lalu harus tampil di laga yang mungkin jadi pertandingan terbesar dalam hidup saya. Saya sudah memainkan banyak laga penting, tapi yang ini untuk tiket Piala Dunia, untuk mimpi seluruh masyarakat Indonesia,” ungkapnya.

Penalti yang Memberi Harapan

Kevin Diks sempat memberi harapan dengan mencetak penalti pembuka. “Awalnya berjalan luar biasa. Saya mencetak penalti jadi 1-0 dan semuanya terasa mulus. Kami pikir, ‘oke, ini saatnya.’ Tapi kami kalah,” kenangnya.

Secara fisik, pertandingan itu menguras habis tenaga Diks. “Saya memberi mungkin 300 persen, memaksakan tubuh saya ke batas yang belum pernah saya capai,” jelasnya.

Proses Penyembuhan Mental

Kegagalan tersebut meninggalkan luka mendalam. Diks mengaku seminggu pertama pasca pertandingan ia kesulitan tidur, terus memikirkan apa yang salah dan bagaimana bisa terjadi.

“Anda mencoba memahami kenapa bisa gagal, tapi kadang memang belum waktunya, bukan turnamen kami. Mungkin yang berikutnya,” katanya bijak.

Setelah berdiskusi dengan rekan-rekan setimnya, Diks mulai bangkit. “Kami sepakat bahwa apa pun yang terjadi, masa lalu tidak bisa diubah. Semua terjadi karena suatu alasan. Kalau bukan turnamen ini, mungkin turnamen berikutnya. Sekarang fokus kami sudah ke Piala Asia,” tegasnya optimis.

Fokus Saat Ini: Borussia Monchengladbach dan Piala Asia

Kini Kevin Diks kembali fokus pada tugasnya membela Borussia Monchengladbach di Bundesliga. Die Fohlen akan menghadapi Wolfsburg pada Sabtu (14/12), dilanjutkan dengan laga berat melawan Borussia Dortmund pekan depan sebagai pertandingan terakhir sebelum jeda musim dingin.

Sementara bersama Timnas Indonesia, Diks dan rekan-rekannya kini memusatkan perhatian untuk tampil maksimal di Piala Asia mendatang, dengan harapan bisa meraih prestasi terbaik untuk Indonesia.


Biodata Singkat Kevin Diks Bakarbessy:

  • Nama Lengkap: Kevin Diks Bakarbessy
  • Tanggal Lahir: 6 Oktober 1996 (29 tahun)
  • Tempat Lahir: Amsterdam, Belanda
  • Posisi: Bek
  • Klub Saat Ini: Borussia Monchengladbach (Bundesliga)
  • Klub Sebelumnya: FC Copenhagen, AGF Aarhus, Fiorentina, Feyenoord
  • Timnas: Indonesia
  • Asal Kakek: Ambon, Maluku

Prestasi:

  • 3x Juara Liga Denmark bersama FC Copenhagen
  • Pemain Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026
  • Pemain aktif Bundesliga

Tags :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recent News