Jakarta – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa melontarkan kritik keras terhadap PT Pertamina (Persero) yang dinilai lamban dalam membangun kilang minyak baru. Bahkan, Purbaya mengancam akan mengganti Direktur Utama Pertamina jika tidak ada perbaikan kinerja dalam pembangunan infrastruktur strategis ini.
Kritik tajam tersebut disampaikan Purbaya dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI pada Selasa (30/9/2025). Menurut Menkeu, kelambanan pembangunan kilang baru menjadi akar masalah membengkaknya subsidi energi yang terus membebani APBN.
Subsidi Energi Terus Membengkak
Purbaya mengungkapkan, Indonesia masih mengandalkan impor bahan bakar minyak (BBM) dari negara tetangga, khususnya Singapura. Ketergantungan impor ini mencapai nilai puluhan miliar dolar AS setiap tahunnya, yang membuat beban subsidi pemerintah terus meningkat dari tahun ke tahun.
“Sudah berapa tahun, sudah puluhan tahun kan kita pernah bangun kilang baru? Enggak pernah. Sejak krisis sampai sekarang enggak pernah bangun kilang baru,” tegas Purbaya.
Kondisi ini semakin ironis mengingat Indonesia terakhir kali membangun kilang baru sebelum krisis ekonomi 1998. Selama lebih dari dua dekade, tidak ada satu pun kilang baru yang dibangun, membuat Indonesia terus bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri.
Pertamina Dinilai Malas-malasan
Dalam kesempatan yang sama, Purbaya menyebut bahwa sebenarnya Indonesia memiliki kemampuan untuk membangun kilang baru. Namun, Pertamina dinilai tidak serius dalam merealisasikan rencana tersebut.
“Jadi kilang itu bukan tidak bisa bikin, cuma Pertamina malas-malasan aja. Saya pernah kasih tawaran, kalau tidak bisa bikin ya udah cari investor dari China bikin 30 tahun. Pertamina keberatan bilang sudah overcapacity karena udah mau bikin 7 kilang baru, tapi sampai sekarang enggak jadi,” ungkap Purbaya dengan nada kecewa.
Menurut Purbaya, Pertamina pernah berjanji akan membangun tujuh kilang baru dalam kurun waktu lima tahun. Namun, hingga saat ini tidak satupun dari rencana tersebut yang terealisasi.
Ancaman Ganti Dirut dan Cari Investor Lain
Frustrasi dengan lambannya kinerja Pertamina, Purbaya bahkan mengancam akan mengganti Direktur Utama Pertamina jika tidak ada perubahan. Menkeu juga menegaskan bahwa jika Pertamina tidak mampu atau tidak mau membangun kilang, pemerintah akan mencari investor lain, termasuk dari China.
Purbaya juga meminta dukungan anggota DPR RI untuk ikut menekan Pertamina dan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara agar segera merealisasikan pembangunan kilang baru.
“Bapak-Ibu kalau ketemu Danantara lagi, minta untuk bangun kilang baru karena kita impor dari Singapura. Kita rugi besar,” ujar Purbaya kepada para anggota dewan.
Rencana Pemerintah Bangun 18 Kilang
Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sebenarnya telah merencanakan pembangunan kilang dan tangki penyimpanan minyak (oil storage) di berbagai wilayah. Tercatat, ada sebanyak 18 proyek kilang dan tangki minyak yang akan dibangun dari Aceh hingga Papua.
Mengacu data Kementerian ESDM, proyek ini masuk dalam daftar prioritas hilirisasi dan ketahanan energi nasional dengan total investasi mencapai Rp 232 triliun. Proyek ini terdiri dari pembangunan kilang senilai Rp 160 triliun dengan serapan tenaga kerja sebanyak 44.000 orang, dan proyek tangki minyak senilai Rp 72 triliun dengan serapan tenaga kerja 6.960 orang.
Proyek pembangunan kilang dan tangki minyak akan tersebar di 18 wilayah, antara lain Lhokseumawe, Sibolga, Natuna, Cilegon, Sukabumi, Semarang, Surabaya, Sampang, Pontianak, Badung (Bali), Bima, Ende, Makassar, Dongala, Bitung, Ambon, Halmahera Utara, dan Fakfak.
Adapun proyek strategis ini nantinya akan diserahkan kepada Danantara sebagai holding BUMN yang diharapkan dapat mempercepat realisasi pembangunan infrastruktur energi nasional.