Hot Topics

Benarkah Ayam Potong dan Mi Instan Picu Kanker Payudara? Ini Kata Dokter Ahli

Mitos tentang makanan pemicu kanker payudara masih beredar luas di masyarakat. Dua yang paling sering menjadi sasaran tudingan adalah ayam broiler dan mi instan. Namun, apakah klaim ini benar secara medis?


Kekhawatiran terhadap konsumsi ayam potong dan mi instan sebagai pemicu kanker payudara masih sering terdengar di masyarakat. Banyak orang percaya bahwa ayam broiler tumbuh cepat karena disuntik hormon berbahaya, sementara mi instan dituding mengandung pengawet dan MSG yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker.

Fakta dari Ahli Medis

Dokter Denni Joko Purwanto, Spesialis Bedah Konsultan Onkologi dari RS EMC Alam Sutera, memberikan klarifikasi tegas mengenai mitos ini. Menurutnya, anggapan bahwa ayam potong mengandung hormon berbahaya tidaklah benar.

“Hingga saat ini tidak ada bukti medis yang mendukung klaim tersebut. Ayam broiler memang tumbuh cepat, tetapi bukan karena suntikan hormon. Ini berkat kemajuan teknologi bio-engineering yang menghasilkan ras ayam dengan pertumbuhan cepat secara alami,” jelasnya.

Soal MSG dan Mi Instan

Terkait mi instan yang kerap dikaitkan dengan risiko kanker, dr. Denni menegaskan bahwa kandungan MSG bukanlah zat karsinogenik atau pemicu kanker. Efek samping yang mungkin muncul dari konsumsi berlebihan hanyalah pusing akibat kadar natrium yang tinggi.

“MSG mengandung natrium tinggi yang bisa menyebabkan pusing jika dikonsumsi berlebihan. Namun, tidak ada bukti bahwa MSG adalah karsinogen,” paparnya.

Dokter Denni menambahkan bahwa mi instan diawetkan melalui proses pengeringan, bukan penggunaan bahan kimia berbahaya. Selama dikonsumsi dalam batas wajar, mi instan tetap aman untuk tubuh.

Kunci Pola Makan Sehat

Menurut dr. Denni, yang terpenting adalah menerapkan pola makan seimbang dan tidak berlebihan. Zat pewarna maupun pengawet yang digunakan dalam makanan aman selama masih dalam batas konsentrasi yang diizinkan oleh otoritas kesehatan.

“Prinsipnya adalah konsumsi dalam takaran wajar. Tidak ada makanan yang berbahaya jika dikonsumsi secara bijak dan seimbang,” tegasnya.

Tags :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recent News