Meningkatnya minat masyarakat terhadap olahraga turut mengubah preferensi konsumen dalam memilih busana anak. Kini, orang tua lebih mengutamakan aspek fungsionalitas ketimbang sekadar mengikuti tren sesaat.
Fenomena ini dialami langsung oleh merek fesyen anak lokal Lewis Emma. Finna Fidela, pemilik brand tersebut, menyatakan bahwa lonjakan penjualan signifikan terjadi pada Oktober lalu setelah peluncuran Koleksi Sports.
“Penjualan Oktober sangat luar biasa. Kami tidak pernah mencatat angka sebaik itu sebelumnya, dan ini bersamaan dengan peluncuran koleksi olahraga kami,” ujar Finna saat ditemui di kantor pusat Lewis Emma, Kedoya, Jakarta Barat, Jumat pekan lalu.
Menurutnya, pergeseran perilaku konsumen ini sejalan dengan filosofi desain Lewis Emma yang memang menekankan konsep abadi dan pakaian sehari-hari, bukan mode yang cepat berganti.
Menanggapi antusiasme pasar, Lewis Emma meluncurkan Koleksi Activewear pada November 2025. Tersedia untuk rentang usia 6 bulan hingga 14 tahun, koleksi ini menggunakan material katun dry-fit yang memberikan kenyamanan optimal saat beraktivitas.
Inovasi lain yang ditawarkan adalah desain tanpa resleting untuk mengatasi masalah sensitivitas kulit yang kerap dialami anak-anak. Ide ini lahir dari pengalaman pribadi Finna dengan kedua anaknya, John Lewis dan Emma Jane, yang gemar bermain tenis.
“Kami memilih fokus pada produk yang dapat digunakan setiap hari karena akan terus terpakai. Desainnya dibuat basic agar tidak membosankan,” jelasnya.
Strategi desain Lewis Emma juga menekankan kepraktisan jangka panjang dengan menggunakan warna-warna netral pada bagian bawahan, memudahkan konsumen untuk mencampur dan memadukan pakaian.
Untuk tahun depan, Lewis Emma berencana memperkuat identitas merek dengan meluncurkan koleksi berwarna berani. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap indikasi menurunnya minat pasar terhadap warna pastel pada pakaian anak.
