Simon Tahamata Berperan dalam Persiapan Timnas Indonesia U-23 Menuju Piala AFF U-23 2025

064895800_1749122868-20250602BL_Latihan_Perdana_Timnas_Indonesia_di_Jakarta_Jelang_Vs_China_di_Kualifikasi_Piala_Dunia_2026_6

Tim Nasional Indonesia U-23 telah memulai persiapan intensif untuk menghadapi turnamen Piala AFF U-23 2025. Turnamen bergengsi tingkat ASEAN ini akan diselenggarakan pada Juli 2025, dengan Indonesia bertindak sebagai tuan rumah di dua kota besar, yaitu Jakarta dan Bekasi. Timnas Indonesia U-23 tergabung dalam Grup A bersama rival klasik Malaysia, Filipina, dan Brunei Darussalam, yang diprediksi akan menyajikan persaingan ketat.

Skuad Garuda Muda telah memulai program pemusatan latihan (TC) perdana mereka pada Senin, 24 Juni 2025, di Stadion Madya, Jakarta. Di bawah arahan pelatih Gerald Vanenburg, sebanyak 30 pemain dipanggil untuk menjalani TC selama tiga minggu ke depan.

Peran Kunci Simon Tahamata

Salah satu sosok penting yang menarik perhatian dalam proses pembentukan tim ini adalah Simon Tahamata. Mantan pelatih akademi Ajax Amsterdam ini kini menjabat sebagai Kepala Pemandu Bakat PSSI. Meskipun perannya lebih banyak di balik layar, kontribusinya mulai terlihat jelas dalam persiapan Timnas U-23.

Manajer Timnas Indonesia U-23, Ahmed Zaki Iskandar, mengonfirmasi peran signifikan Tahamata. Menurut Zaki, Tahamata memberikan “bimbingan besar” dalam membentuk karakter dan arah permainan tim yang kini dilatih oleh Vanenburg.

Zaki menambahkan bahwa para pemain yang terpilih dalam skuad U-23 diharapkan sudah berada dalam fase semi-dewasa dan profesional dalam karier sepak bola mereka. Hal ini diharapkan mempercepat proses adaptasi mereka, meskipun waktu persiapan tergolong singkat.

Kolaborasi Vanenburg dan Tahamata:

Sinergi Kuat untuk Timnas Muda

Kolaborasi antara Gerald Vanenburg dan Simon Tahamata dipandang sebagai sinyal positif bagi perkembangan sepak bola usia muda di Indonesia. Keduanya memiliki latar belakang sepak bola Belanda yang kuat, dengan pengalaman terbukti dalam melatih dan mengembangkan talenta muda di Eropa.

Vanenburg dikenal dengan filosofi menyerang yang jelas, sementara Tahamata adalah spesialis dalam pengembangan pemain muda. Kombinasi keahlian mereka diharapkan dapat menetapkan standar baru dalam pembinaan sepak bola Indonesia, khususnya di level U-23.

Sebagai Kepala Pemandu Bakat, Tahamata juga memiliki tugas strategis untuk memantau dan merekomendasikan pemain-pemain potensial dari berbagai kompetisi domestik, termasuk Liga 1 dan Liga 2. Peran ini menjadikan Tahamata sebagai jembatan penting dalam proses regenerasi pemain menuju tim senior.

Facebook
WhatsApp
Telegram
Email
Picture of admin

admin

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No posts published yet!