Program MBG Jadi Fondasi Utama Cegah Stunting, Kata Seskab Teddy

IMG_2873.jpeg

Jakarta – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bukan sekadar upaya membagikan makanan kepada masyarakat, melainkan menjadi pondasi krusial dalam memastikan generasi penerus bangsa tumbuh sehat dan terbebas dari ancaman stunting. Demikian kesimpulan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya setelah menggelar pertemuan dengan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) Wihaji di Kantor Sekretariat Kabinet, Jakarta, Kamis kemarin.

Dalam pertemuan tersebut, Menteri Wihaji memaparkan capaian kerja selama setahun terakhir, termasuk pengerahan 600 ribu Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang bertugas memastikan Program MBG Khusus 3B—untuk ibu hamil (Bumil), ibu menyusui (Busui), dan balita non-PAUD—tersalurkan tepat sasaran.

“Dari penjelasan Menteri Wihaji, saya melihat dengan jelas arah besar yang tengah ditempuh, yaitu bahwa Program MBG bukan sekadar distribusi makanan, tetapi merupakan fondasi penting untuk memastikan anak-anak Indonesia tumbuh sehat tanpa ancaman stunting,” ungkap Seskab Teddy melalui akun Instagram resmi @sekretariat.kabinet.

Komitmen Presiden Prabowo

Inisiatif pencegahan stunting melalui Program MBG ini merupakan bagian integral dari komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam memberantas permasalahan gizi buruk di Indonesia. Berbeda dengan program serupa sebelumnya, pelaksanaan MBG kini bergerak langsung dari rumah ke rumah melalui kerja nyata para pendamping keluarga di lapangan.

Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mendapat mandat khusus untuk mendukung distribusi dan tata kelola MBG bagi kelompok sasaran 3B. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah pendataan ibu hamil yang jumlahnya terus berubah secara dinamis.

Evaluasi Berbasis Aplikasi

Kemendukbangga tidak hanya berfokus pada distribusi makanan bergizi, tetapi juga melakukan evaluasi mendalam terhadap dampak pemberian MBG pada tumbuh kembang bayi, mulai dari masa kehamilan hingga 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)—periode kritis yang menentukan kualitas kesehatan anak di masa depan.

Untuk memastikan efektivitas program, Kemendukbangga mengembangkan aplikasi pemantauan khusus yang dapat melaporkan perkembangan anak secara real-time. Melalui aplikasi tersebut, berbagai indikator kesehatan seperti tinggi badan, berat badan, warna kulit, hingga kondisi rambut dapat dipantau dan diidentifikasi lebih lanjut sebagai penanda awal masalah gizi.

Dengan pendekatan holistik dan berbasis teknologi ini, pemerintah berharap Program MBG dapat menjadi solusi jangka panjang dalam menekan angka stunting yang masih menjadi tantangan serius bagi Indonesia.

Facebook
WhatsApp
Telegram
Email
Picture of admin

admin

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No posts published yet!