Kesemutan merupakan sensasi tidak nyaman berupa rasa tertusuk jarum, geli, atau mati rasa yang biasanya muncul pada tangan, kaki, atau bagian tubuh tertentu. Meski sering dianggap hal biasa, kesemutan sebenarnya memberi sinyal bahwa ada yang terjadi pada sistem saraf atau aliran darah. Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal dengan istilah paresthesia.
Artikel panjang ini membahas secara detail mengenai penyebab kesemutan, faktor risiko, cara pencegahan, hingga kapan kondisi ini perlu mendapatkan perhatian serius.
Apa Itu Kesemutan?
Kesemutan terjadi akibat terganggunya fungsi saraf atau aliran darah pada bagian tertentu. Saraf kita berfungsi mengirimkan sinyal listrik ke otak. Ketika aliran darah terhambat atau saraf mengalami tekanan, sinyal tersebut terganggu dan muncullah sensasi kesemutan.
Secara umum, kesemutan dibagi menjadi dua jenis:
1. Kesemutan Sementara
Terjadi hanya beberapa menit, biasanya akibat tekanan saat duduk atau tidur.
2. Kesemutan Kronis
Terjadi terus-menerus atau berulang tanpa sebab jelas. Biasanya terkait kondisi kesehatan tertentu.
Keduanya memiliki penyebab berbeda dan penting untuk memahami perbedaannya.
Penyebab Kesemutan yang Paling Umum
1. Tekanan pada Saraf atau Pembuluh Darah (Penyebab Paling Sering)
Ini adalah penyebab yang hampir dialami semua orang. Tekanan pada tubuh menyebabkan aliran darah ke saraf terhambat. Contoh paling umum:
- Duduk bersila terlalu lama
- Tidur menindih tangan
- Menyilangkan kaki dalam waktu lama
- Posisi tubuh yang tidak ergonomis saat bekerja
Jika tekanan dilepaskan, aliran darah kembali normal dan kesemutan cepat hilang. Ini adalah kesemutan yang tidak berbahaya.
2. Kekurangan Vitamin B (B1, B6, B12)
Vitamin B berperan vital dalam menjaga kesehatan saraf. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan:
- Kesemutan berulang
- Mati rasa
- Rasa lemah pada kaki atau tangan
- Gangguan keseimbangan
Beberapa penyebab kekurangan vitamin B:
- Pola makan tidak seimbang
- Diet ketat
- Konsumsi alkohol berlebih
- Gangguan penyerapan nutrisi di usus (misalnya gastritis kronis)
Kondisi ini sering dialami oleh orang dewasa muda hingga lansia.
3. Diabetes dan Neuropati Diabetik
Diabetes adalah salah satu penyebab kesemutan kronis paling umum. Kadar gula darah tinggi yang tidak terkontrol dapat merusak saraf, terutama di bagian kaki. Kondisi ini disebut neuropati diabetik.
Gejalanya meliputi:
- Kesemutan atau kebas di kaki
- Rasa terbakar atau nyeri menusuk
- Hilangnya sensasi pada jari
- Luka kecil tidak terasa dan akhirnya membesar
Penderita diabetes perlu melakukan kontrol gula darah dan pemeriksaan saraf secara rutin.
4. Saraf Terjepit
Saraf terjepit dapat terjadi pada berbagai bagian tubuh. Beberapa kondisi yang sering menyebabkan kesemutan kronis antara lain:
โข HNP (Hernia Nukleus Pulposus) / Saraf Tulang Belakang Terjepit
Ciri-cirinya:
- Kesemutan menjalar dari pinggang ke kaki
- Rasa nyeri seperti tersetrum
- Sulit bergerak
โข Carpal Tunnel Syndrome
Terjadi ketika saraf median di pergelangan tangan tertekan. Biasanya dialami oleh:
- Pekerja komputer
- Tukang jahit
- Pengguna ponsel dalam jangka panjang
Gejala: kesemutan di jempol, telunjuk, dan jari tengah.
5. Sirkulasi Darah yang Buruk
Gangguan aliran darah dapat menyebabkan jaringan saraf kekurangan oksigen. Hal ini dapat dipicu oleh:
- Kolesterol tinggi
- Tekanan darah tinggi atau rendah
- Penyakit jantung
- Varises
- Merokok
Kesemutan karena sirkulasi buruk biasanya muncul saat berjalan lama atau setelah duduk dalam waktu lama.
6. Efek Samping Obat
Beberapa jenis obat memengaruhi saraf dan menimbulkan kesemutan. Contohnya:
- Obat kemoterapi
- Antibiotik tertentu
- Obat HIV
- Obat antikejang
- Obat untuk penyakit jantung
Jika kesemutan muncul setelah obat baru, segera konsultasikan ke dokter untuk penyesuaian dosis.
7. Penyakit Autoimun
Penyakit autoimun sering menyerang sistem saraf. Contohnya:
- Sistemik lupus erythematosus (SLE)
- Multiple sclerosis (MS)
- Rheumatoid arthritis
Pada kondisi ini, sistem imun menyerang sel tubuh termasuk saraf sehingga muncul kesemutan jangka panjang.
8. Infeksi yang Mengganggu Saraf
Beberapa infeksi dapat menyerang jaringan saraf, seperti:
- Herpes zoster
- Hepatitis C
- HIV/AIDS
- Lyme disease (lebih jarang di Indonesia)
Infeksi yang menyerang saraf umumnya menyebabkan kesemutan yang disertai nyeri atau ruam.
9. Alergi dan Reaksi Zat Kimia
Paparan zat kimia dari produk tertentu dapat memicu reaksi pada saraf, terutama pada kulit sensitif. Misalnya:
- Krim yang tidak cocok
- Bahan kimia industri
- Racun serangga tertentu
Biasanya kesemutan disertai gatal atau iritasi.
10. Cedera Fisik
Cedera pada area saraf, misalnya:
- Patah tulang
- Terkilir
- Trauma akibat kecelakaan
Cedera ini dapat mengganggu fungsi saraf dan memunculkan kesemutan berulang.
Faktor Risiko yang Meningkatkan Kesemutan
Beberapa kondisi dapat membuat seseorang lebih sering mengalami kesemutan, seperti:
- Kurang olahraga
- Diet tidak seimbang
- Kebiasaan duduk lama (pekerja komputer, sopir)
- Obesitas
- Penyakit kronis (diabetes, hipertensi)
- Konsumsi alkohol berlebih
- Merokok
Semakin banyak faktor risiko, semakin besar kemungkinan kesemutan menjadi keluhan yang sering muncul.
Kesemutan pada Tangan vs Kesemutan pada Kaki
Meskipun terlihat sama, kesemutan pada tangan dan kaki bisa memiliki sumber penyebab berbeda.
Kesemutan pada Tangan:
- Carpal tunnel
- Gangguan saraf leher
- Kekurangan vitamin B
- Cedera pergelangan tangan
- Penggunaan mouse/keyboard berlebihan
Kesemutan pada Kaki:
- Sirkulasi darah buruk
- Neuropati diabetik
- Saraf terjepit di tulang belakang
- Duduk lama
- Varises
Memahami lokasi kesemutan dapat membantu menentukan penyebabnya.
Kapan Kesemutan Perlu Diwaspadai?
Kesemutan sementara tidak berbahaya. Namun, segera konsultasi jika kesemutan:
- Berlangsung lama (lebih dari beberapa minggu)
- Terjadi berulang tanpa sebab jelas
- Disertai kelemahan otot
- Menyebabkan sulit berjalan atau menggenggam
- Disertai kehilangan sensasi pada anggota tubuh
- Terjadi setelah cedera
- Disertai keluhan pusing, penglihatan kabur, atau sulit bicara
- Muncul hanya pada satu sisi tubuh
Ini bisa menjadi tanda kondisi serius seperti stroke, neuropati berat, atau kerusakan saraf permanen.
Cara Mengatasi Kesemutan Berdasarkan Penyebabnya
1. Ketika Disebabkan oleh Tekanan Saraf
- Ubah posisi duduk atau tidur
- Lakukan peregangan ringan
- Istirahatkan tangan/ kaki setiap 30โ60 menit
- Gunakan kursi ergonomis
2. Jika Disebabkan Kekurangan Vitamin B
- Konsumsi makanan kaya vitamin B:
telur, gandum utuh, alpukat, daging, kacang-kacangan - Minum suplemen vitamin B jika direkomendasikan
3. Jika Disebabkan Diabetes
- Jaga gula darah tetap stabil
- Konsultasi rutin ke dokter
- Gunakan alas kaki yang nyaman
- Periksa kondisi kaki secara berkala
4. Jika Disebabkan Saraf Terjepit
- Fisioterapi
- Latihan postur
- Terapi panas dan dingin
- Obat anti-inflamasi
- Operasi (untuk kasus berat)
5. Jika Disebabkan Sirkulasi Darah Buruk
- Berjalan rutin
- Hindari duduk terlalu lama
- Kurangi merokok
- Jaga berat badan ideal
- Perbanyak minum air putih
6. Jika Disebabkan Obat
Tidak menghentikan obat tanpa instruksi dokter. Solusi biasanya:
- Penyesuaian dosis
- Penggantian obat
- Pemeriksaan saraf
7. Jika Disebabkan Penyakit Autoimun atau Infeksi
Penanganan fokus pada penyakit utamanya:
- Terapi imun
- Obat antivirus/antibiotik
- Pengawasan ketat oleh dokter
Cara Mencegah Kesemutan Secara Umum
- Olahraga secara teratur
- Konsumsi makanan bergizi seimbang
- Hindari duduk terlalu lama
- Jaga kesehatan jantung dan gula darah
- Kurangi konsumsi alkohol
- Hentikan merokok
- Gunakan meja atau kursi kerja ergonomis
Dengan perubahan sederhana dalam gaya hidup, kesemutan bisa berkurang secara signifikan.
Kesemutan adalah gejala yang umum dan sering tidak berbahaya, terutama jika terjadi akibat tekanan sementara pada saraf. Namun, kesemutan yang muncul terus-menerus bisa menjadi tanda adanya gangguan pada saraf, aliran darah, atau penyakit kronis seperti diabetes. Memahami penyebabnya adalah langkah pertama untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Jika kesemutan berlangsung lama, disertai gejala lain, atau mengganggu aktivitas, segera berkonsultasi dengan tenaga medis agar mendapatkan diagnosis yang akurat.



