Hot Topics

Operasi SAR 24 Jam di Sumut Diintensifkan untuk Korban Banjir dan Longsor

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menginstruksikan operasi pencarian dan pertolongan (SAR) di kawasan terdampak banjir bandang dan tanah longsor Sumatera Utara berlangsung tanpa henti selama 24 jam. Langkah ini ditempuh guna mempercepat evakuasi dan pencarian korban yang masih hilang.

Kepala BNPB Suharyanto menegaskan, operasi yang dipimpin Basarnas dengan bantuan TNI, Polri, dan relawan tersebut memusatkan perhatian pada tiga wilayah kritis: Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan. Di ketiga lokasi itu, sejumlah warga masih dalam status hilang dan belum ditemukan.

“Di Sibolga, tiga warga masih dalam pencarian aktif. Sementara di Tapanuli Tengah dan Selatan, beberapa korban juga belum berhasil dievakuasi,” ungkap Suharyanto dalam keterangan resmi yang diterima Sabtu kemarin.

Tim SAR gabungan terus memperluas jangkauan pencarian meski dihadang kendala medan. Akses ke beberapa titik terhambat material longsor yang menutupi jalan, ditambah terputusnya jaringan komunikasi yang mempersulit koordinasi di lapangan.

Distribusi Logistik Lewat Darat, Laut, dan Udara

Bersamaan dengan operasi SAR, BNPB juga menggenjot distribusi bantuan logistik bagi korban, khususnya di desa-desa terisolir di Tapanuli Tengah. Untuk mengatasinya, tiga unit helikopter termasuk MI-17 disiagakan mengangkut pasokan makanan dan perlengkapan darurat via udara.

Jalur darat menuju Sibolga dari arah Tarutung masih lumpuh akibat timbunan longsor di sejumlah ruas. Sebagai alternatif, BNPB mengalihkan jalur pengiriman bantuan melalui laut menggunakan kapal TNI Angkatan Laut yang berlabuh di Pelabuhan Jago-jago.

Selain kebutuhan pokok, BNPB juga mendistribusikan perangkat satelit internet Starlink ke Tapanuli Tengah, Sibolga, dan Tapanuli Selatan. Tujuannya memulihkan komunikasi agar koordinasi tanggap darurat dapat berjalan lebih efektif.

“Prioritas utama kami adalah keselamatan warga dan percepatan pemulihan di daerah terdampak,” tegas Suharyanto.

Sumut Catat Korban Terbanyak

Data terkini hingga Jumat (28/11) mencatat sedikitnya 116 jiwa meninggal dunia akibat bencana di Sumatera Utara, dengan 42 orang masih dalam status pencarian. Angka ini menjadikan Sumut sebagai provinsi dengan jumlah korban tertinggi dibanding Aceh dan Sumatera Barat yang juga dilanda bencana serupa.

Rincian korban meninggal per wilayah: Tapanuli Tengah 47 orang, Tapanuli Selatan 32 orang, Kota Sibolga 17 orang, Tapanuli Utara 11 orang, Humbang Hasundutan 6 orang, Pakpak Bharat 2 orang, dan Kota Padang Sidempuan 1 orang.

BNPB memastikan seluruh dukungan logistik, peralatan, dan bantuan kemanusiaan terus mengalir melalui berbagai jalur darat, laut, maupun udara menyesuaikan kondisi lapangan yang masih sangat dinamis.

Tags :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recent News