Semur, hidangan khas Indonesia dengan kuah cokelat manis yang menggugah selera, kini disorot karena dituding dapat merusak ginjal. Benarkah klaim tersebut? Pakar medis memberikan penjelasan ilmiah di balik kekhawatiran masyarakat.
Dokter Spesialis Gizi Klinis Johannes Chandrawinata membantah anggapan bahwa semur merupakan penyebab langsung gagal ginjal. Menurutnya, masalah bukan terletak pada makanan itu sendiri, melainkan cara pengolahan dan komposisi bahan yang digunakan.
“Semua makanan tinggi natrium berpotensi mengganggu fungsi ginjal,” tegas Johannes ketika dikonfirmasi, Senin (27/10).
Biang Kerok Bukan di Rempahnya
Resep semur tradisional memang kaya akan bumbu. Lengkuas, serai, daun salam, ketumbar, merica, bawang putih, bawang merah, jahe, hingga tomat menjadi komponen penting cita rasa khas semur. Namun Johannes menegaskan, rempah-rempah alami tersebut bukan yang perlu diwaspadai.
Yang menjadi perhatian adalah bahan tambahan: gula, garam, penyedap rasa, dan terutama kecap manis. Kandungan natrium dalam satu sendok makan kecap manis saja mencapai 300-500 miligram. Ketika ditambah garam dan penyedap, angka tersebut melonjak drastis.
Sementara itu, kombinasi gula dan kecap menghasilkan apa yang disebut ‘kalori kosong’ – kalori tanpa kandungan vitamin, mineral, atau serat. Konsumsi berlebihan dapat memicu obesitas dan membebani kerja ginjal.
Solusi Tanpa Mengorbankan Cita Rasa
Johannes mengakui bahwa mengurangi gula, garam, dan kecap akan mengubah rasa semur. Namun ada cara menyiasatinya: meningkatkan penggunaan bumbu alami seperti tomat yang memberikan rasa umami natural ketika dimasak bersama daging.
Teknik memasak juga berperan penting. Semur sebaiknya dimasak dengan kuah lebih banyak untuk mengurangi kepekatan dan konsentrasi natrium per porsi sajian.
Pemilihan bahan baku juga krusial. Daging rendah lemak menjadi pilihan lebih baik dibanding daging berlemak tinggi yang dapat meningkatkan kolesterol jahat dan risiko obesitas – faktor yang pada akhirnya turut memengaruhi fungsi ginjal.
Siapa yang Perlu Waspada?
Bagi individu dengan fungsi ginjal normal, mengonsumsi semur sesekali tidak menjadi masalah selama tidak berlebihan dan tetap menjaga pola makan seimbang.
Namun bagi penderita gangguan atau gagal ginjal, Johannes memberikan peringatan khusus: konsultasi dengan dokter spesialis gizi klinis wajib dilakukan sebelum mengonsumsi semur. Asupan protein dan bumbu perlu disesuaikan dengan kondisi medis pasien.
“Yang penting bukan hanya apa yang dimakan, tapi seberapa banyak dan seberapa sering kita mengonsumsinya,” kata Johannes menutup penjelasannya.
Kesimpulannya, semur bukanlah musuh ginjal. Dengan cara memasak yang bijak dan porsi konsumsi yang wajar, hidangan favorit keluarga Indonesia ini tetap aman untuk dinikmati.



