Mengapa Sulit Buang Air Besar? Pahami 8 Penyebabnya yang Perlu Diwaspadai

1750819515691

Sulit buang air besar (BAB) atau sembelit seringkali dianggap remeh. Namun, kondisi ini sebenarnya bisa menjadi sinyal adanya masalah pada tubuh yang tidak boleh diabaikan. Idealnya, frekuensi BAB yang normal berkisar antara dua kali sehari hingga tiga kali seminggu. Namun, kenyataan kadang kala jauh dari kondisi ideal tersebut.Berbagai faktor bisa memengaruhi frekuensi BAB seseorang, mulai dari pola makan, gaya hidup, hingga perubahan hormon. Jangan biarkan diri Anda mengalami kesulitan BAB berhari-hari tanpa mencari tahu penyebabnya.Berikut adalah beberapa penyebab umum sulit BAB yang perlu Anda ketahui, dilansir dari Eating Well:

1. Pola Makan Rendah Serat dan CairanApa yang Anda konsumsi sangat menentukan kesehatan pencernaan. Makanan tinggi serat seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian sangat membantu melunakkan feses dan melancarkan pergerakannya di usus besar. Sebaliknya, pola makan rendah serat, terutama yang banyak mengandung makanan olahan, seringkali menjadi pemicu utama sembelit.Selain itu, kurangnya asupan air juga memperburuk kondisi ini. Ketika tubuh mengalami dehidrasi, usus besar akan menyerap lebih banyak air dari sisa makanan, membuat feses menjadi lebih keras dan sulit dikeluarkan.

2. Kurang BergerakAktivitas fisik tidak hanya penting untuk kesehatan jantung, tetapi juga untuk pergerakan usus. Saat Anda aktif bergerak, terutama melakukan olahraga kardio seperti jalan cepat atau bersepeda, otot-otot di usus juga akan terstimulasi untuk bekerja.Sebaliknya, terlalu banyak duduk atau kurang aktif bisa memperlambat pergerakan usus dan menyebabkan penumpukan feses. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat melemahkan otot-otot yang berperan dalam proses buang air besar.

3. Perjalanan atau Perubahan RutinitasPernahkah Anda mengalami kesulitan BAB saat bepergian? Anda tidak sendiri. Perubahan zona waktu, pola makan yang berbeda, stres akibat perjalanan, dan kurangnya aktivitas fisik selama bepergian dapat mengganggu ritme alami tubuh. Tubuh memiliki jam biologis yang memengaruhi banyak fungsi, termasuk waktu buang air besar. Ketika jam ini terganggu, prosesnya pun ikut terhambat.

4. Menunda Buang Air BesarKebiasaan menunda BAB saat ada dorongan untuk ke toilet adalah salah satu penyebab umum sembelit. Usus besar Anda sebenarnya memiliki kemampuan untuk mengirimkan sinyal ke otak saat feses siap dikeluarkan. Jika Anda sering mengabaikan sinyal ini, lama kelamaan usus besar akan “lupa” dan menjadi kurang responsif. Akibatnya, feses akan semakin mengeras dan sulit dikeluarkan.

5. Penggunaan Obat-obatan TertentuBeberapa jenis obat-obatan dapat memiliki efek samping yang memengaruhi pencernaan dan menyebabkan sembelit. Contohnya termasuk obat pereda nyeri opioid, antidepresan tertentu, antihistamin, suplemen zat besi, dan beberapa obat tekanan darah. Jika Anda mengalami sembelit setelah mengonsumsi obat baru, konsultasikan dengan dokter atau apoteker Anda.

6. Kondisi Medis TertentuSembelit kronis bisa menjadi gejala dari kondisi medis yang lebih serius. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan sulit BAB antara lain hipotiroidisme (kelenjar tiroid kurang aktif), diabetes, sindrom iritasi usus besar (IBS) dengan konstipasi, dan masalah neurologis seperti penyakit Parkinson atau multiple sclerosis yang memengaruhi saraf di usus.

7. Perubahan Hormon, Terutama pada WanitaPerubahan hormon, khususnya pada wanita, dapat memengaruhi pola BAB. Misalnya, selama kehamilan, kadar hormon progesteron yang meningkat dapat memperlambat pergerakan usus. Selain itu, fluktuasi hormon saat menstruasi atau menopause juga bisa menyebabkan sembelit pada beberapa wanita.

8. Masalah Struktur atau Fungsi UsusDalam beberapa kasus, sulit BAB bisa disebabkan oleh masalah fisik pada usus besar atau rektum. Ini bisa berupa penyempitan usus, obstruksi, atau masalah dengan otot-otot dasar panggul yang terlibat dalam proses buang air besar. Kondisi ini biasanya memerlukan diagnosis dan penanganan medis lebih lanjut.Sulit BAB memang seringkali bisa diatasi dengan perubahan gaya hidup sederhana, seperti meningkatkan asupan serat dan cairan, serta lebih banyak bergerak. Namun, jika sembelit berlangsung terus-menerus, disertai nyeri hebat, perdarahan, atau penurunan berat badan yang tidak disengaja, segera periksakan diri ke dokter. Ini penting untuk mengidentifikasi penyebab yang mendasari dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Facebook
WhatsApp
Telegram
Email
Picture of admin

admin

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No posts published yet!