Di sudut-sudut pesantren hingga rumah-rumah warga Muslim Indonesia, lantunan Surat Yasin di malam Jumat telah menjadi tradisi yang tak lekang oleh waktu. Tradisi yang mengakar kuat ini bukan sekadar rutinitas keagamaan, melainkan cerminan keyakinan mendalam akan berkah dari surat yang dijuluki “jantungnya Al-Quran”.
Muris Muhammadsyah, dalam riset akademisnya bertajuk “Tradisi Membaca Surah Yasin Setiap Malam Jumat di Pesantren Darul Ulum Banda Aceh” (2021), mengungkap bahwa praktik spiritual ini menjadi sarana pembinaan karakter sekaligus upaya meraih ketenangan jiwa. “Para santri memandang pembacaan Yasin sebagai benteng spiritual untuk menjauhkan diri dari akhlak buruk dan jalan kemudahan dalam menjalani kehidupan,” tulis Muris.
Dasar Syariat yang Masih Diperdebatkan
Landasan keutamaan membaca Surat Yasin di malam Jumat bersumber dari hadis riwayat Imam al-Darimi: “Barangsiapa membaca Surah Yasin pada malam hari karena mengharap rida Allah, maka diampunilah dosanya pada malam itu.”
Muhammad Rizki dari UIN Sunan Ampel (2019) dalam penelitiannya menegaskan bahwa setelah ditelaah secara mendalam, hadis ini dinilai sahih li dhatihi dan layak diamalkan oleh umat Islam. Meski demikian, sebagian ulama mencatat bahwa beberapa hadis tentang keutamaan Yasin memiliki derajat lemah (dhaif), namun tetap boleh diamalkan dalam konteks fadha’il al-amal—pahala amalan baik.
Delapan Keutamaan yang Melekat
1. Penghapusan Dosa
Surat Yasin dipercaya mampu menghapus dosa-dosa pembacanya. Inilah alasan utama mengapa banyak Muslim memilih malam Jumat—waktu yang dianggap mulia—untuk melantunkan ayat-ayatnya, berharap pengampunan atas kesalahan yang dilakukan sepanjang pekan.
Imam Ghazali dalam Ihya’ Ulum al-Din menyebut Surat Yasin bukan sekadar bacaan, melainkan tazkiyah an-nafs, sarana penyucian jiwa yang menguatkan iman dan menghadirkan kedamaian batin.
2. Ketenangan Jiwa dan Hati
Pengalaman para santri Pesantren Darul Ulum membuktikan, pembacaan Yasin secara berjamaah dengan irama tartil menciptakan atmosfer spiritual yang menenangkan. “Kami merasakan kenikmatan lahir dan batin. Selain bernilai ibadah, ada kedamaian yang sulit dijelaskan dengan kata-kata,” ungkap para santri.
3. Pahala Berlipat Ganda
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya setiap sesuatu memiliki hati, dan hati dari Al-Qur’an adalah Surah Yasin. Barangsiapa membaca Yasin, maka Allah akan mencatat baginya pahala membaca Al-Qur’an sepuluh kali.” (HR. al-Tirmidzi, al-Baihaqi, dan ad-Darimi)
Meski Imam al-Tirmidzi menilai hadis ini gharib (tunggal), al-Suyuthi dalam Ad-Durr al-Mantsur menegaskan hadis ini tetap dapat diamalkan karena menyangkut keutamaan amal, bukan penetapan hukum syariat.
4. Pengabulan Hajat
Tradisi membaca Surat Yasin 41 kali di kalangan masyarakat mencerminkan keyakinan akan terkabulnya hajat. Zainal Abidin dalam jurnal tentang tradisi Yasin 41 di Medan mengungkap, praktik ini dilakukan dengan niat khusus memohon pertolongan Allah dalam urusan dunia dan akhirat.
Syekh Ibnu Hajar al-Haitami menegaskan, hadis-hadis fadilah Surat Yasin meski sebagian lemah, tetap boleh diamalkan selama bukan hadis palsu (maudhu’).
5. Benteng dari Keburukan
Di lingkungan pesantren, Surat Yasin dibaca sebagai upaya mengangkat segala kejahatan dan menjauhkan santri dari akhlak tercela. Tradisi ini dipercaya mampu melindungi dari gangguan setan, perbuatan maksiat, dan perilaku buruk.
6. Pembentukan Karakter
Pembiasaan membaca Yasin secara rutin membentuk disiplin spiritual dan memperbaiki akhlak. Imam al-Qurthubi dalam Tafsir al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an menyebut Surat Yasin sebagai qalbu al-Qur’an karena mengandung inti ajaran Islam yang menjaga hati dari keburukan moral.
“Membaca Yasin dengan niat tulus akan menjadi benteng ruhani bagi pembacanya,” tulis al-Qurthubi.
7. Kemudahan Rezeki dan Urusan
Surat Yasin diyakini membuka pintu rezeki dan memudahkan segala urusan kehidupan. Hadis “Bacalah Surah Yasin untuk orang yang hampir meninggal di antara kalian” (HR. Abu Dawud, Ibn Majah, Ahmad) dimaknai lebih luas oleh ulama.
Para ulama menafsirkan, Surat Yasin mengandung doa-doa agar urusan seorang hamba dimudahkan Allah, termasuk urusan rezeki dan kehidupan duniawi.
8. Penguatan Ikatan Sosial
Tradisi Yasinan berjamaah melahirkan manfaat sosial yang tak kalah penting: mempererat silaturahmi antarwarga. Selain dimensi spiritual, praktik ini memperkuat ikatan komunitas Muslim di tengah masyarakat.
Kandungan Surat yang Menyentuh Hati
Surat Yasin, surat ke-36 dalam Al-Quran dengan 83 ayat, termasuk golongan Makkiyah yang diturunkan sebelum Hijrah. Secara tematik, surat ini memuat tiga pilar ajaran Islam: tauhid (keesaan Allah), risalah (kerasulan Nabi Muhammad), dan ma’ad (hari kebangkitan).
Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengungkapkan, Surat Yasin memiliki efek spiritual mendalam: menenangkan hati, menguatkan iman, dan mengingatkan kehidupan setelah mati. Karena itu, surat ini kerap dibaca dalam berbagai momen: menjenguk orang sakit, mendoakan yang meninggal, atau di malam-malam istimewa.
Perdebatan yang Terus Bergulir
Meski tradisi ini mengakar kuat, perdebatan soal keutamaan spesifik malam Jumat tetap ada. Sebagian ulama lebih merekomendasikan Surat Al-Kahfi untuk malam atau hari Jumat karena landasan hadisnya lebih kuat. Namun, konsensus ulama menyatakan membaca Yasin kapan pun tetap dianjurkan dan berpahala.
“Jika memungkinkan, keduanya bisa dibaca. Atau pilih salah satu sesuai niat ibadah untuk memanfaatkan keberkahan malam Jumat,” demikian pandangan mayoritas ulama.
Tradisi Yasinan malam Jumat, dengan segala kontroversi seputar derajat hadisnya, tetap menjadi bagian integral kehidupan spiritual Muslim Indonesia. Lebih dari sekadar ritual, praktik ini menjadi wadah pembinaan karakter, penguatan iman, dan perekat sosial yang terus bertahan lintas generasi.



