CEO OpenAI Sam Altman Mengaku Takut dengan Kehebatan GPT-5: “Apa yang Telah Kita Lakukan?”

open ai ceo

JAKARTA – CEO OpenAI Sam Altman mengungkapkan kekhawatirannya terhadap model kecerdasan buatan terbaru perusahaannya, GPT-5, yang diklaim memiliki kemampuan sangat canggih hingga membuatnya merasa takut.

Dalam podcast “This Past Weekend with Theo Von” yang tayang baru-baru ini, Altman mengungkapkan bahwa ketika menguji GPT-5, ia merasakan ketakutan yang nyata terhadap kecepatan dan kemampuan teknologi tersebut.

“Terasa sangat cepat,” ujar Altman, sambil membandingkan pengembangan GPT-5 dengan Proyek Manhattan yang menghasilkan bom atom pada era Perang Dunia II.

Kekhawatiran Mendalam CEO OpenAI

Altman mengaku mengalami momen refleksi yang mendalam saat melihat hasil kreasi timnya. “Ada momen-momen dalam sejarah sains di mana sekelompok ilmuwan melihat ciptaan mereka dan berkata: ‘Apa yang telah kita lakukan?'” katanya.

Pernyataan mengejutkan ini datang dari sosok yang selama ini menjadi pendorong utama pengembangan teknologi AI. Altman bahkan menyebut bahwa “rasanya seperti tidak ada orang dewasa di ruangan” ketika membicarakan kecepatan perkembangan teknologi ini.

Dampak Terhadap Dunia Kerja

Selain kekhawatiran terhadap kemampuan GPT-5, Altman juga memperingatkan dampak AI terhadap dunia kerja. Dalam kunjungan terbarunya ke Washington DC, ia mengatakan kepada pejabat Federal Reserve bahwa beberapa kategori pekerjaan akan “benar-benar hilang total” karena digantikan oleh agen AI.

Customer service disebut sebagai salah satu bidang yang paling rentan. “Ketika Anda menelepon customer support, Anda akan berbicara dengan AI, dan itu sudah menjadi kenyataan,” jelas Altman.

Peringatan Krisis Penipuan

Tidak hanya soal pekerjaan, Altman juga memperingatkan dunia tentang potensi “krisis penipuan” yang dapat terjadi karena kemampuan AI dalam meniru suara dan penampilan manusia dengan sangat realistis.

“Dunia mungkin berada di ambang krisis penipuan karena AI dapat memungkinkan pelaku jahat untuk menyamar sebagai orang lain dengan sangat meyakinkan,” ungkap Altman dalam pernyataan sebelumnya.

Generasi Beruntung di Era AI

Meski penuh kekhawatiran, Altman tetap optimis terhadap masa depan. Ia menyebut Generasi Z sebagai “anak-anak paling beruntung dalam sejarah” berkat kehadiran teknologi AI, meskipun ada kekhawatiran tentang perpindahan pekerjaan yang semakin meningkat.

Pernyataan kontroversial CEO berusia 40 tahun ini menunjukkan dilema yang dihadapi para pionir teknologi AI: antara bangga dengan pencapaian revolusioner dan was-was terhadap konsekuensi yang mungkin tidak dapat dikontrol.

OpenAI, perusahaan yang didirikan pada 2015 dan dipimpin Altman sejak 2019, terus menjadi pemimpin dalam pengembangan AI generatif melalui produk-produk seperti ChatGPT yang telah mengubah lanskap teknologi global.

Facebook
WhatsApp
Telegram
Email
Picture of admin

admin

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No posts published yet!