5 Kesalahan Cuci Tangan yang Masih Banyak Dilakukan, Ini Kata Dokter

cuci tangan

Mencuci tangan tampak seperti kebiasaan sederhana yang telah diajarkan sejak kecil. Namun, faktanya banyak orang masih melakukannya dengan cara yang kurang tepat, sehingga kuman dan bakteri tidak hilang sepenuhnya dari tangan.

Padahal, tangan merupakan salah satu media utama penularan penyakit. Dari flu biasa hingga infeksi serius seperti diare dan hepatitis A, sebagian besar dapat dicegah dengan cuci tangan yang benar.

“Cuci tangan bukan sekadar membasahi tangan dengan air dan sabun. Ada teknik dan durasi yang harus diperhatikan agar benar-benar efektif membunuh kuman,” ujar dr. Sarah Wijaya, dokter umum sekaligus konsultan kesehatan masyarakat.

Berikut lima kesalahan paling umum dalam mencuci tangan yang perlu Anda hindari:

1. Durasi Mencuci Tangan Terlalu Singkat

Kesalahan paling umum adalah mencuci tangan terlalu cepat. Banyak orang hanya mengusap tangan selama 5-10 detik, padahal durasi minimal yang direkomendasikan adalah 20 detik.

“Sabun memerlukan waktu untuk bereaksi dengan lemak pada dinding sel bakteri dan virus. Jika terlalu cepat dibilas, kuman belum sempat terangkat dengan sempurna,” jelas dr. Sarah.

Cara mudah menghitung 20 detik adalah dengan menyanyikan lagu “Selamat Ulang Tahun” dua kali dalam hati.

2. Hanya Mencuci Telapak Tangan

Kesalahan kedua adalah fokus hanya pada bagian telapak tangan. Padahal, punggung tangan, sela-sela jari, ujung kuku, dan ibu jari adalah area yang sering terlewat namun menjadi sarang kuman.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menerbitkan panduan enam langkah cuci tangan yang mencakup semua area tersebut. Teknik ini memastikan tidak ada bagian tangan yang terlewat.

“Sela jari dan area di bawah kuku adalah tempat favorit bakteri bersembunyi. Jangan sampai area ini diabaikan,” tegas dr. Sarah.

3. Tidak Menggunakan Sabun

Beberapa orang menganggap membilas tangan dengan air saja sudah cukup. Ini adalah kesalahan besar.

Air memang dapat membilas kotoran yang terlihat, namun tidak efektif menghilangkan mikroorganisme seperti bakteri dan virus. Sabun berfungsi mengangkat minyak dan lemak yang menempel pada kulit, tempat kuman bersarang.

“Air tanpa sabun hanya mengurangi jumlah kuman sekitar 20-30 persen. Dengan sabun, efektivitasnya bisa mencapai 99 persen,” ungkap dokter yang praktik di salah satu rumah sakit di Jakarta ini.

Sabun antibakteri tidak selalu lebih baik dari sabun biasa untuk penggunaan sehari-hari. Sabun cuci tangan biasa sudah cukup efektif bila digunakan dengan teknik yang benar.

4. Mengeringkan Tangan dengan Sembarangan

Setelah mencuci tangan dengan benar, banyak orang justru mengeringkannya dengan cara yang salah. Mengeringkan tangan pada pakaian atau membiarkannya mengering sendiri dapat membuat kuman kembali menempel.

Tangan yang basah lebih mudah menjadi media penyebaran bakteri. Oleh karena itu, pengeringan yang tepat sama pentingnya dengan proses pencucian.

“Gunakan handuk bersih atau tisu sekali pakai. Jika menggunakan hand dryer, pastikan tangan benar-benar kering sebelum menyentuh gagang pintu atau benda lain,” saran dr. Sarah.

Hindari penggunaan handuk bersama dengan orang lain, karena dapat menjadi sumber kontaminasi silang.

5. Menyentuh Keran atau Gagang Pintu Setelah Cuci Tangan

Kesalahan terakhir yang sering tidak disadari adalah menyentuh permukaan yang tidak bersih setelah mencuci tangan. Keran air, gagang pintu toilet, atau tombol hand dryer bisa jadi penuh dengan kuman dari tangan orang lain yang belum dicuci.

“Setelah mencuci tangan dengan sempurna, gunakan tisu atau handuk untuk menutup keran dan membuka pintu. Ini mencegah kontaminasi ulang,” ujar dr. Sarah.

Di toilet umum, lebih baik gunakan siku atau punggung tangan untuk membuka pintu jika tidak ada tisu tersedia.

Kapan Harus Mencuci Tangan?

Selain teknik yang benar, waktu mencuci tangan juga penting diperhatikan. Menurut Kementerian Kesehatan RI, momen krusial untuk mencuci tangan antara lain:

  • Sebelum dan sesudah makan
  • Setelah menggunakan toilet
  • Setelah batuk, bersin, atau membuang ingus
  • Sebelum dan sesudah merawat orang sakit
  • Sebelum dan sesudah mengolah makanan
  • Setelah menyentuh hewan atau kotoran hewan
  • Setelah menyentuh sampah
  • Setelah bepergian dengan transportasi umum

“Kebiasaan cuci tangan yang benar adalah investasi kesehatan jangka panjang. Sederhana namun dampaknya luar biasa besar,” tutup dr. Sarah.

Dengan menghindari lima kesalahan di atas dan menerapkan teknik cuci tangan yang tepat, Anda dapat melindungi diri dan orang-orang di sekitar dari berbagai penyakit infeksi.

Facebook
WhatsApp
Telegram
Email
Picture of admin

admin

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No posts published yet!