SuratNews.ID | Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menilai rendahnya kasus positif Covid-19 pada saat ini seiring telah meningkatnya imunitas masyarakat.
“Kenapa Indonesia seperti ini, menurut saya adalah kerja keras dari nakes (tenaga kesehatan), sebagian faktor keberuntungan karena kecepatan vaksinasi selaras terjadi Agustus, September, Oktober, itu setelah gelombang kedua pada Juli,” kata Budi acara 9th US-Indonesia Investment Summit secara virtual, Senin (13/12).
Menurutnya, percepatan vaksinasi dan sebagian masyarakat telah terinfeksi Covid-19, membuat imunitasnya menjadi meningkat sangat kuat serta bisa bertahan lama.
“Ini sangat tinggi, saya tidak bisa kasih datanya. Sistem imunnya melalui infeksi dan vaksinasi. Jadi untuk enam bulan ke depan setelah Agustus dan September kita cukup aman (dari lonjakan Covid-19),” papar Budi.
Terkait varian omicron, Budi menyebut Indonesia tidak bisa menangkalnya tetapi bisa mengurangi masifnya virus tersebut masuk ke dalam negeri.
Caranya, kata Budi, melakukan pengetatan di setiap pintu masuk, meningkatkan jumlah karantina, dan percepat maupun memperluas vaksinasi ke anak usia 5 tahun hingga 12 tahun.
“Jadi jika Omicron masuk ke Indonesia kita sudah siap,” ucap Budi.
Berdasarkan data Kemenkes hingga Minggu (12/12/2021), jumlah penduduk yang sudah mendapat vaksin dosis pertama mencapai 146 juta orang atau 70,38 persen dari target 208 juta dosis.
Sementara jumlah penerima dosisi kedua sebanyak 102 juta orang atau 42,42 persen dari target.
Menkes Budi juga menyebut percepatan program vaksinasi yang dijalankan pemerintah Indonesia, sudah jauh lebih baik dari banyak negara. Menurutnya, Indonesia berada dalam urutan ke lima secara global terkait vaksinasi, setelah China, India, Amerika Serikat, dan Brazil.
“Kita sudah melewati banyak negara,” kata Budi.
Ia mengaku mendapatkan tugas dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk segera menyelesaikan pandemi Covid-19, dan mereformasi pelayanan kesehatan di dalam negeri.
“Setiap krisis, Indonesia selalu sukses melakukan reformasi, pada 1998 kita tidak hanya mereformasi sistem politik, tapi juga mereformasi perbankan secara drastis,” paparnya.
“Untuk 2020, krisis global terjadi lagi tapi bedanya sekarang dimulai dari sektor kesehatan. Jadi Presiden bilang ke saya, kenapa tidak diulangi (reformasi), meski berbeda reformasi kesehatan,” sambung Budi.
Berdasarkan, Our World in Data Selasa (7/12/2021) sebanyak 99,83 juta warga Indonesia sudah divaksin Covid-19 dosis penuh. Indonesia berada di bawah China yang telah suntik vaksin Covid-19 sebanyak 1,13 miliar hingga 3 Desember 2021.
Lalu India sebanyak 486,56 juta dosis vaksin Covid-19, Amerika Serikat 198,16 juta, dan Brasil 137,91 juta. Sementara itu, di 10 besar, di bawah Indonesia ada Jepang (97,78 juta hingga 6 Desember 2021), Meksiko (65,42 juta hingga 5 Desember 2021), Rusia (59,16 juta), Jerman (57,52 juta), dan Vietnam (55,01 juta hingga 6 Desember 2021).
Mengajak Investor Amerika
Menkes Budi juga mengajak investor asal Amerika Serikat untuk berinvestasi di sektor pelayanan kesehatan di Indonesia.
Menurut Budi, pemerintah akan melakukan pembangunan pelayanan kesehatan, terutama klinik di berbagai daerah dan tentunya melibatkan sektor swasta.
“Kami dorong sektor swasta untuk bisa terlibat dalam memberikan fasilitas pelayanan primer ini,” kata Budi.
Selain itu, kata Budi, pemerintah juga akan mereformasi rumah sakit yang ada di Indonesia, agar masyarakat tidak perlu lagi melakukan memeriksa kesehatannya atau medical check up di rumah sakit luar negeri.
“Kami membuka kesempatan untuk rumah sakit asing untuk datang, kami akan mensiplikasikan rumah sakit asing dan pelayanan kesehatan. Kami ingin memberikan cukup tempat tidur, dan memberikan standar minumum pelayanan,” paparnya.
Budi pun mengajak investor untuk memindahkan pabrik pembuatan obat maupun vaksin ke Indonesia, karena pemerintah akan memberikan kemudahan maupun insentif.
“Kami memberikan insentif ke mereka yang memindahkan manufakturnya ke Indonesia,” tuturnya.
sumber : tribunjogya.com